CINTAI POHON SEPERTI DIRIMU SENDIRI

Oleh: GUN MARDIATMOKO
(Guru Besar Kehutanan Universitas Pattimura; Koordinator Prodi Magister Manajemen Hutan UNPATTI)

Pendahuluan
Mengapa mesti mencintai pohon seperti mencintai diri sendiri? Jelasnya jika tidak ada pepohonan maka daerah dimana kita tinggal akan terasa gersang, kekurangan air dan kekurangan juga oksigen. Bukankah ketersediaan air dan oksigen sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia untuk kelangsungan hidupnya? Naluri kita jika berteduh maupun parkir kendaraan di ruang publik atau taman pasti di bawah pohon yang rindang. Tetapi kalau halaman sendiri justru dipenuhi dengan bangunan dan sedikit sekali yang disisakan untuk tumbuhnya pepohonan. Mengapa enggan dan kurang perhatian dengan pohon? Bukankah kita menghirup oksigen dari pepohonan yang bisa dikonsumsi secara gratis? Ataukah kita enggan membersihkan seresah atau jatuhnya ranting dan dedaunan dari pepohonan tersebut? Atau mungkin kita sakit dulu dan baru menyadari pentingnya oksigen yang disediakan oleh pihak rumah sakit saat kita menjalani pengobatan disitu?. Kalau oksigen yang dalam kemasan tabung tentunya tidak gratis kan? Betul kan? Di Negara maju dimana daerah perkotaannya berkembang pesat karena urbanisasi dan faktor lainnya telah memulai dengan pembangunan green building-nya. Bangunan yang terdapat dibagian atas maupun samping telah ditumbuhi beberapa jenis tumbuhan. Tentunya gambaran berikut ini belum banyak dijumpai di Indonesia.

Pic. Green building di Negara Maju

Berbagai aneka tumbuhan (vegetasi) atau flora diciptakan oleh Tuhan yang Maha Esa dengan sangat sempurna yang diperuntukkan umat manusia di dunia ini. Aneka tumbuhan yang masih beragam jenis dan luas sebarananya itu terdapat di hutan primer. Selanjutnya keragaman tumbuhan berkurang setelah menjadi hutan sekunder atau jadi lahan dusung atau agroforestry tradisional. Keragaman flora akan hilang setelah lahannya diubah menjadi bangunan untuk infrastruktur seperti jalan, perkantoran, sekolah, pasar dll. Tumbuhan yang sudah kita kenal maupun yang belum dikenal manfaatnya sebenarnya semuanya memberikan manfaat besar untuk umat manusia. Bisa saja di masa lalu ada tumbuhan yang sebenarnya sangat bermanfaat terlanjur menjadi sangat langka atau hampir punah sebab dianggap sebagai gulma yang merugikan petani atau pekebun. Gulma tersebut dimusnahkan pada hal dengan perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan terkini ternyata tumbuhan tersebut berkhasiat obat. Dengan demikian, banyak kejadian dijumpai sekelompok tumbuhan punah sebelum dapat diteliti atau diketahui secara pasti manfaatnya. Dengan demikian kita harus tetap menjaga keragaman flora teristimewa di hutan yang ada disekitar kita meskipun belum diketahui manfaatnya secara langsung untuk kita.

Peran Vegetasi di Bumi
Jika dilihat dari wahana satelit sumberdaya alam seperti yang tergambar pada citra Satelit Landsat, Ikonos atau dilihat melalui Google Earth maka terlihat jelas bahwa tutupan lahan hutan semakin sedikit. Sebenarnya, tutupan lahan hutan tersebut perlu dipertahankan keberadaannya, demikian juga keindahan pantai tetap terjaga dari buangan sampah dan polutan lainnya. Hutan memiliki peran penting dalam mengatur hidrologi atau tata air. Dengan hutan yang tetap lestari maka hutan akan berperan dalam menyuplai air bersih untuk manusia dan makhluk hidup lainnya. Hutan berfungsi mengatur sirkulasi air sedemikian rupa sehingga pada saat kemarau tidak kekurangan air dan sebaliknya tidak terjadi banjir, tanah longsor dan erosi tanah pada saat musim penghujan. Tentu saja air menjadi unsur penting bagi kehidupan semua makhluk di bumi. Dengan kata lain, hutan dapat menciptakan iklim mikronya sendiri sehingga hutan mampu membentuk curah hujan reguler di sekitarnya. Hutan juga menjadi tempat serapan air yang luas. Air hujan yang jatuh kembali ke tanah dan diserap tersebut akan mengisi kembali air tanah yang bermanfaat untuk makhluk hidup. Disini perlu dijaga agar sempadan sungai dari suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) tetap bervegetasi.
Hutan berperan pula mengurangi kebisingan kota, membersihkan udara dari berbagai partikel yang mencemari udara serta menurunkan pencemaran udara. Tentunya bukan hanya polusi akibat karbondioksida saja yang diserap oleh pepohonan, tetapi juga gas lain yang berbahaya bagi kesehatan manusia, seperti karbonmonoksida, SO2 serta NO2. Hutan dengan keindahannya akan bermanfaat untuk rekreasi dimana manusia menghirup oksigen dari hutan yang sangat bersih untuk manusia, juga dipakai untuk sedikit berolahraga di hutan sehingga mampu memberikan kesehatan mental. Hutan dapat memberikan manfaat berupa kayu baik untuk konstruksi bangunan maupun kayu bakar dan hasil hutan non kayu seperti madu, getah damar, rotan, atsiri, tanaman obat dll serta jasa lingkungan lainnya. Keberadaan hutan juga terkait dengan sosial budaya masyarakat yang ada dan di sekitar hutan. Disitu terdapat tempat-tempat sakral atau pamali yang tidak sembarang manusia berada didalamnya. Hutan bisa juga dijadikan tempat belajar bagi generasi penerus. Hutan memberikan informasi dan pelajaran mengenai betapa pentingnya alam bagi manusia. Pengetahuan ini tidak hanya dapat diperoleh secara akademis, namun dapat melalui jalur non akademis. Selain itu, hutan juga menjadi tempat penelitian atau laboratorium alam.
Hutan berperan penting dalam kehidupan manusia sebagai paru-paru dunia,. Hutan memiliki ekosistem yang terdiri dari pepohonan, tanah, jasad renik, hewan, serta lingkungan di kawasan hutan. Tidak kalah pentingnya, hutan berperan dalam siklus karbon dan siklus oksigen. Proses ini terjadi pada saat berlangsung fotosintesis oleh tumbuhan hijau. Sebuah pohon yang memiliki daun dewasa dalam satu musimnya mampu menghasilkan oksigen yang dapat dihirup setidaknya oleh 10 orang dalam satu tahun. Hutan memberikan suplai makanan bagi makhluk hidup. Hampir setiap hari manusia mengonsumsi sayuran sebagai lauk pendamping. Sayuran tersebut berasal dari tumbuhan yang juga bisa ditemukan di area hutan. Hutan dapat digunakan untuk pengembangan agroforestri. Tanaman hasil pertanian atau perkebunan dapat ditanam pada lahan hutan, sehingga hasil tanaman tersebut dapat dimanfaatkan oleh manusia.Tanaman atau pepohonan juga menyediakan makanan bagi hewan herbivora untuk kemudian hewan tersebut dikonsumsi oleh manusia. Dapat dikatakan hutan menjadi dasar dari rantai makanan. Selain itu, tumbuhan hutan dapat dipakai untuk obat-obatan. Sejak dulu kala, manusia telah mengenal berbagai jenis tanaman untuk membuat ramuan obat yang diperoleh dari hutan. Hingga kini, ramuan herbal dijadikan sebagai pengobatan alternatif oleh banyak masyarakat. Ramuan herbal tersebut menjadi pilihan karena berasal dari tanaman murni, sehingga dianggap tidak mengandung zat-zat kimia berbahaya. Oleh karena itu, obat yang berasal dari tanaman umumnya dianggap aman untuk dikonsumsi.
Hutan menjadi ekosistem yang bisa bermanfaat untuk menjaga populasi flora dan fauna agar tetap seimbang. Hutan akan menjaga keseimbangan dan kestabilan tanah. Akar pepohonan dapat memperkuat tanah dan menyatukan partikel-partikel yang ada di dalam tanah, sehingga kesuburan dan kestabilan tanah tetap terjaga. Kondisi inilah yang membuat hutan berfungsi untuk mencegah terjadinya berbagai bencana terutama bencana banjir dan tanah longsor serta badai debu seperti yang telah disebutkan di muka.

Penutup
Mengingat hutan memiliki manfaat yang besar bagi manusia maupun lingkungan, maka sudah seharusnya kita menjaga kelestarian hutan bersama-sama. Kita mulai dari keadaan tempat kita bekerja maupun tinggal sehari-hari, sebaiknya ada perhatian maksimal tentang pepohonan. Jadi mari kita cintai pohon seperti mencintai diri sendiri. Semoga.

Daftar Pustaka

  • Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan. 2018. Pentingnya Menjaga Lingkungan Bagi Kelestarian Alam. https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/pentingnya-menjaga-lingkungan-bagi-kelestarian-alam-94 (diakses 21 November 2019)
  • Lingkungan Hidup. 2017. Manfaat pohon bagi kehidupan manusia dan lingkungan. https://lingkunganhidup.co/manfaat-pohon-bagi-manusia/ (diakses 17 November 2019)
  • Rimba kita. 2019. 100++Manfaat hutan dan penjelasan. https://rimbakita.com/manfaat-hutan/ (diakses 19 November 2019).

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*